News Update :

Belum Sempat Bayar Utang Puasa, Sudah Ramadan Lagi

Senin, 04 April 2022

PUASA bulan Ramadan adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar- tawar. Diwajibkan kepada semua umat Islam. Namun bagi mereka yang sedang haid dan nifas tidak diperkenankan untuk berpuasa, tetapi ia wajib mengqadla’ puasa-nya dilain waktu yang dia tidak sedang haid atau nifas.

Bagaimana bila qadla’ puasa belum sempat dilakukan tetapi terlanjur masuk Ramadan lagi?

Secara umum orang yang punya kewajiban melakukan qadla’ puasa dan saat belum sempat membayar hutang puasa terlanjur masuk Ramadan lagi ia dibebani kewajiban tambahan disamping membayar hutang puasa juga membayar fidyah dengan besaran 1 mud.

Mud adalah satuan takaran. Ia tidak mudah untuk dikonversi ke dalam satuan berat. Sebagian ulama menyetarakan takaran satu mud dengan timbangan seberat 0,6 Kg. Menurut ulama Syafi’iyah, takaran satu mud (misalnya) beras memiliki ukuran yang setara dengan bobot 675 gram atau 6,75 ons beras. Secara rinci, sebagaimana dijelaskan dalam taqriratussadidah halaman 455, ada empat macam hukum bagi seseorang yang meninggalkan puasa.

1. Orang yang tidak hanya wajib meng-qadla puasa tetapi ia juga harus membayar fidyah. Yaitu:

a. Bagi orang yang tidak berpuasa karena mengkhawatirkan kese lamatan atau kesehatan orang lain, seperti orang hamil yang menghawatirkan kondisi bayi yang dikandungnya, atau wanita menyusui yang menghawatirkan kondisi bayi yang disusuinya.

Namun bila ia meninggalkan puasa karena menghawatirkan kondisi tubuhnya sendiri sekaligus menghawatirkan kondisi kesehatan janin/bayinya, maka hanya diwajibkan untuk meng- qadla saja, tanpa membayar fidyah. Dalam kondisi seperti iniia tidak wajib membayar fidyah karena udzur.

b. Bagi orang yang mempunyai kewajiban meng-qadla, namun hingga datang bulan Ramadan lain, dia belum juga meng-qadla, dengan tanpa adanya udzur/halangan. Fidyah yang harus dibayarkan berulang dengan berulangnya tahun. Artinya, jika lewat Ramadan sampai dua kali dia tidak mengqadla puasanya, maka tiap hari di mana dia meninggalkan puasa,dia wajib membayar dua mud, demikian seterusnya.

2. Wajib qadla, tanpa keharusan membayar fidyah, yaitu bagi orang yang pingsan, atau lupa niat, atau sengaja membatalkan puasa. Tetapi bila ia membatalkan puasanya dengan cara bersetubuh dengan isterinya, ia tidak wajib membayar fidyah disamping membayar hutang puasa, tetapi ia wajib membayar kafarat karena merusak puasa. Kafarat puasa ini yaitu dengan membebaskan budak, (karena saat ini tidak ada lagi budak, maka tinggal dua alternatif cara membayar kafarat) yaitu dengan berpuasa dua bulan berturut-turut dan bila tidak mampu harus memberi makan 60 orang fakir miskin yang masing-masing diberikan minimal 1 mud.

3. Wajib fidyah, tanpa wajib qadla, yaitu bagi orang yang sangat tua, dan orang sakit yang sulit diharapkan kesembuhannya.

4. Tidak wajib membayar fidyah, juga tidak wajib qadla, seperti orang gila yang kegilaanya tidak disengaja. Saat puasanya batal, seorang muslim masih dibebani meng hindarkan hal-hal yang membatalkan puasa hingga maghrib. Seperti saat ia sengaja membatalkan puasanya, lupa tidak niat (puasanya tidak sah tetapi dia wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa).

Begitu juga tetap harus berlaku seperti orang yang sedang berpuasa, orang yang sahur karena mengira masih malam/belum terbit fajar, ternyata tidak atau mengira sudah maghrib, ternyata belum maghrib padahal ia terlanjur berbuka. Sebagaimana kasus diatas, orang yang tidak berpuasa karena mengira/ meyakini masih tanggal 30 Sya’ban, ternyata dia baru tahu di siang hari bahwa hari itu sudah masuk Ramadan, ia wajib menahan diri dari makan-makan atau hal-hal yang membatalkan puasa. (*)

*** ๐“๐€๐ƒ๐€๐‘๐”๐’ ๐‘น๐’–๐’ƒ๐’“๐’Š๐’Œ ๐‘ป๐’‚๐’…๐’‚๐’“๐’–๐’” ๐’Š๐’๐’Š ๐’Œ๐’†๐’“๐’‹๐’‚ ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐‘ด๐’‚๐’๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘ท๐’๐’”๐’„๐’ ๐‘ด๐’†๐’…๐’Š๐’‚ ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐‘ฒ๐’†๐’Ž๐’†๐’๐’•๐’†๐’“๐’Š๐’‚๐’ ๐‘จ๐’ˆ๐’‚๐’Ž๐’‚ (๐‘ฒ๐’†๐’Ž๐’†๐’๐’‚๐’ˆ) ๐‘ฒ๐’๐’•๐’‚ ๐‘ด๐’‚๐’๐’‚๐’๐’ˆ *****************
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright KEMENAG KOTA MALANG 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.